Bulan Bulan Jawa Dan Islam

Urutan Bulan dalam Kalender Islam dan Artinya

Penentuan diawalinya suatu hari maupun tanggal dalam sistem kalender Hijriah berbeda halnya dengan kalender Masehi. Suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Masehi dimulai sejak pukul 00.00 waktu setempat.

Namun, suatu hari dan tanggal dalam sistem kalender Hijrian dimulai sejak matahari tenggelam di tempat itu atau ketika memasuki waktu Magrib.

Konsep yang digunakan dalam penanggalan Jawa berbeda dengan kalender Hijriah, meskipun keduanya mempunyai berbagai kesamaan. Pada 125 M, konsep Kalender Saka dari India yang berbasis matahari telah diperkenalkan di Jawa. Konsep penanggalan tersebut dipakai sampai dengan tahun 1625 M atau bertepatan dengan tahun 1547 Saka.

Sultan Agung lantas mengubah sistem penanggalan Jawa dengan mengadopsi sistem kalender Hijriah, seperti nama-nama hari dan bulan dengan menggunakan basis lunar atau kamariah. Namun demikian, angka tahun Saka tetap dilanjutkan demi kesinambungan, yaitu 1547 Saka ke 1547 Jawa.

Kalender Hijriah murni memakai visibilitas bulan untuk menentukan awal bulan, sedangkan penanggalan Jawa telah menetapkan jumlah hari tiap bulannya.

Baca selengkapnya: “Mengenal Hari Pasaran Jawa dan Asal-Usul Penanggalan Jawa”.

Berikut nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Berdasarkan buku berjudul Almanak Alam Islami: Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru yang ditulis oleh Rachmat Taufiq Hidayat, berikut arti dari 12 nama-nama bulan dalam sistem kalender Hijriah.

Bulan Haram di dalam Islam

Bulan haram di dalam Islam terdiri atas empat bulan, yaitu Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah. Pernyataan tersebut di dalam Al-Qur’an disebutkan melalui Q.S. At Taubah(9): 36 berikut ini.

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi allah SWT adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah SWT ketika Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah SWT beserta orang-orang yang bertakwa“.

Keempat bulan haram ini juga dijelaskan melalui hadis berikut ini.

“Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah SWT menciptakan langit dan bumi, yang mana satu ada 12 bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Itulah artikel terkait “bulan di dalam sistem kalender Islam” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Kalender Islam Bulan Rajab 2024

Bulan Rajab terdiri dari 29 hari yang dimulai pada 13 Januari 2024. Berikut kalender Rajab 1445 H atau di tahun 2024:

Umar Bin Khattab Sang Penakhluk dan Pemimpin Bijaksana dari Arab

Umar bin Khattab akan mengajarkan untuk berusaha dan mengutamakan dan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan dalam menjalani hidup, niscaya segala sesuatunya akan ditambahkan kepada kita. Masa kecilnya yang keras, sehingga tumbuh besar menjadi sosok yang ditakuti. Sebelum masuk agama Islam, Umar bin Khattab merupakan representasi hidup sebagai zaman jahiliah. Pertemuannya dengan Nabi Muhammad SAW membawa perubahan besar.

Keutamaanya dalam kecintaannya kepada Allah SWT membuatnya diridai dalam perjalanan hidupnya mengumandangkan kebaikan Allah SWT dengan menyebarkan agama Islam serta menjadi pelopor dalam urusan politik dan hukum tata negara. Pada masanya, dia menjabat sebagai khalifah ke seluruh dunia dengan kepemimpinan kombinasi antara negosiator yang handal dan pemimpin yang hebat (baik secara agama maupun negara). Kematian Umar bin Khattab merupakan kesedihan yang teramat sangat bagi orang-orang yang mencintainya, terutama bagi umat Islam.

“Ya Allah SWT, aku ini orang yang keras, jadikanlah aku orang yang lembut. Aku ini orang yang lemah, jadikanlah aku orang yang kuat. (Sesungguhnya) aku ini orang yang kikir, jadikanlah aku menjadi orang yang dermawan“.

Muqaddimah Ibnu Khaldun

Apa istimewanya buku Muqaddimah ini, sehingga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memasukkannya dalam daftar bacaan wajib manusia era digital? Menurut Mark, yang menarik dari Muqaddimah karya Ibnu Khaldun adalah fokus dan kemampuannya mengupas alur kemunculan masyarakat dan kebudayaan manusia, termasuk timbulnya kota, politik, perdagangan, hingga ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, meski hampir 700 tahun lalu diterbitkan, Mark Zuckerberg merasa buku ini masih sangat relevan dan layak dibaca. Kalian pun harus membacanya!

Ibnu Khaldun (1332—1406) adalah manusia abad ke-14 yang jenius dan multitalenta. Lahir di Tunisia dan wafat di Mesir, hafiz Al-Qur’an sejak kecil ini adalah sosok yang dinamis dengan beragam profesi, mulai dari ulama, hakim, ahli fikih, filsuf, ahli hukum, diplomat, pakar politik, dosen, sosiolog, sejarawan, hingga seniman dan penyair. Jauh sebelum ilmuwan Barat menemukan berbagai macam teori ilmu sosialnya, Ibnu Khaldun melalui kitab Muqaddimah-nya ini sudah menuliskan teori-teorinya dengan lengkap, ilmiah, dan enak dibaca.

Teori-teorinya tentang berbagai studi ilmu pengetahuan merupakan temuan revolusioner yang diakui mendahului sekaligus dirujuk oleh para pemikir besar dunia, seperti Adam Smith (1723—1790), Max Weber (1864—1920), Arnold Y. Toynbee (1889—1975), dan lain-lain. Sebuah legacy yang membuatnya diakui sebagai bapak ilmu sosial, ekonomi, dan sejarah.

Sejarah Khalifah Rasulullah

“Kekhalifahan setelah kenabian berlangsung selama 30 tahun, kemudian Allah SWT menyerahkan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. Dalam riwayat lain, “…. kemudian menjadi kerajaan” (H.R. Abu Dawud).

Sejak kekhalifahan Abu Bakar (2 tahun 3 bulan), Umar (10 tahun 6 bulan), Utsman (12 tahun), Ali (4 tahun 9 bulan) hingga masa Kekhalifahan al-Hasan (6 bulan), genaplah 30 tahun. Terhitung sejak wafatnya Nabi SAW pada Rabiul Awal 11 H hingga diturunkannya al-Hasan dari kursi kekhalifahan pada Rabiul Awal 41 H.

Inilah kisah tentang manusia-manusia didikan langsung Rasulullah SAW. Ada yang santun dan lembut dalam bergaul, tetapi sangat tegas dalam memegang prinsip seperti Abu Bakar. Ada pula Umar bin Khattab, sosok lelaki yang dikenal keras, tegas, dan tak pernah kompromi terhadap kebatilan. Pun ada sosok pemalu, pengasih, toleran, dan dermawan, dialah Usman bin Affan. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi SAW yang dikenal cerdas dan tegas, tetapi tetap santun bersahaja. Terakhir adalah Umar bin Abdul Aziz, sosok yang juga dikategorikan sebagai Khulafaur’ Rasyidin dengan keadilannya.

Buku yang ada di tangan kalian ini merupakan salah satu masterpiece Khalid Muhammad Khalid. Nama pemikir Islam kontemporer asal Mesir ini semakin meroket seiring dengan terbitnya buku ini, Khulafa’ Ar-Rasul. Dia juga memiliki karya-karya lain tentang sirah nabawiyah dan biografi para sahabat Nabi SAW, seperti Insaniyyah Muhammad, ‘Asyrah Ayyam fi Hayah Ar-Rasul, dan Rijal Haula Ar-Rasul. Karya-karyanya yang dikenal dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan tidak membosankan bisa kalian buktikan di dalam buku ini.

TRIBUNHEALTH.COM - Hari Sabtu, Januari 2024'>13 Januari 2024 rupanya bertepatan dengan 1 Rajab 1445 Hijriah penanggalan Islam yang termasuk weton Sabtu Wage.

Diketahui jika seseorang yang lahir di hari Sabtu Wage menurut Primbon Jawa akan memiliki sifat teguh pendirian.

Mengadopsi dari laman Posbelitung.co, inilah rincian hari, pasaran serta weton dalam kalender Jawa pada Sabtu, 13 Januari 2024 - 1 Rajab 1445 Hijriah.

Baca juga: Jangan Tunggu Masalah Kulit Muncul, Segera Lakukan Perawatan Sebelum Terlambat

Sebagaimana diketahui bersama jika di dalam kalender Jawa mengenal kepercayaan sistem penanggalan untuk menghitung atau menentukan hari baik.

Sama halnya dalam menentukan pernikahan, membaca perwatakan hingga peruntungan.

Pasalnya, menurut kalender Jawa pada Sabtu, Januari 2024'>13 Januari 2024 bertepatan dengan pasaran Wage atau weton Sabtu Wage dengan neptu sejumlah 13.

Diyakini jika pemilik weton Sabtu Wage memiliki watak hari nuju pati yang mengandung makna buruk.

Pemilik weton ini juga memiliki naga hari berada di barat laut sehingga apabila ingin sukses seyogyanya mengarah ke selatan dan timur.

Terlepas itu semua, Anda boleh percaya dan boleh tidak.

Baca juga: Khasiat Air Rebusan Mangga Bagi Pasien Diabetes: Kontrol Gula Darah dan Tingkatkan Produksi Insulin

Inilah daftar kalender Jawa bulan Januari 2024 lengkap dengan tanggalan Jawa dan penanggalan Islam.

Baca juga: Makan Buah Nangka Bisa Cegah Banyak Penyakit: Bantu Kontrol Gula Darah hingga Sumber Antioksidan

POSBELITUNG.CO – Pada bulan November 2024 terdapat juga rangkuman kalender Islam 2024 lengkap dengan hari hari penting Islam dan hari penting nasional di Indonesia sepanjang kalender November 2024.

Bulan November dalam kalender Islam bertepatan dengan akhir bulan Rabiul Akhir 1446 Hijriah dan masuk bulan Jumadil Awal 1446 Hijriah.

Awal bulan pada kalender November 2024, yaitu Jumat, 1 November 2024 bertepatan dengan tanggal 29 Rabiul Akhir 1446 Hijriah.

Sedangkan Sabtu, 2 November 2024 bertepatan dengan tanggal 30 Rabiul Akhir 1446 Hijriah.

Awal bulan Jumadil Awal 1446 Hijriah, yaitu 1 Jumadil Awal 1446 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 November 2024.

Sedangkan 30 November 2024 jatuh pada hari Sabtu berterapan dengan tanggal 28 Jumadil Awal 1446 Hijriah.

Pada bulan November 2024 terdapat hari-hari penting dalam kalender Islam 2024.

Hari penting bulan November 2024 berkenaan dengan jadwal puasa sunah, yaitu puasa Ayyamul Bidh pada bulan Jumadil Awal 1446 Hijriah.

Selain itu, terdapat pula hari penting berkenaan dengan puasa sunah lainnya, yaitu puasa Senin Kamis.

Berikut hari penting Islam pada kalender November 2024, yaitu:

15 - 17 November 2024 (Minggu, Senin, Selasa) = Puasa Ayyamul Bidh.

4 November 2024 (Senin) = Puasa Senin Kamis)

7 November 2024 (Kamis) = Puasa Senin Kamis)

11 November 2024 (Senin) = Puasa Senin Kamis

14 November 2024 (Kamis) = Puasa Senin Kamis

18 November 2024 (Senin) = Puasa Senin Kamis

21 November 2024 (Kamis) = Puasa Senin Kamis

25 November 2024 (Senin) = Puasa Senin Kamis

28 November 2024 (Kamis) = Puasa Senin Kamis

Pada kalender November 2024 juga terdapat hari besar nasional.

Berikut hari besar nasional pada bulan November 2024:

1 November 2024 = Hari Inovasi Indonesia

3 November 2024 = Hari Kerohanian

5 November 2024 = Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

10 November 2024 = Hari Ganefo, Hari Pahlawan

12 November2024 = Hari Kesehatan Nasional

14 November2024 = Hari Brigade Mobil (BRIMOB)

22 November2024 = Hari Perhubungan Darat

24 November2024 = Hari Evolusi

25 November2024 = Hari Guru (PGRI)

28 November2024 = Hari Menanam Pohon Indonesia

29 November2024 = Hari Ulang Tahun KORPRI

Baca juga: Kalender November 2024 Lengkap dengan Tanggal Merah dan Hari Besar Nasional dan Internasional

Berikut kalender November 2024 lengkap dengan kalender Jawa dan Weton.

1 November 2024 = 29 Jumadil Akhir 1446 Hijriah = 28 Bakda Mulud 1958 H = Hari Jumat Pahing

2 November 2024 = 30 Jumadil Akhir 1446 Hijriah = 29 Bakda Mulud 1958 H = Hari Sabtu Pon

3 November 2024 = 1 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 1 Jumadil Awal 1958 H = Hari  Minggu Wage

4 November 2024 = 2 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 2 Jumadil Awal 1958 H = Hari Senin Kliwon

5 November 2024 = 3 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 3 Jumadil Awal 1958 H = Hari Selasa Legi

6 November 2024 = 4 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 4 Jumadil Awal 1958 H = Hari Rabu Pahing

7 November 2024 = 5 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 5 Jumadil Awal 1958 H = Hari Kamis Pon

8 November 2024 = 6 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 6 Jumadil Awal 1958 H = Hari Jumat Wage

9 November 2024 = 7 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 7 Jumadil Awal 1958 H = Hari Sabtu Kliwon

10 November 2024 = 8 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 8 Jumadil Awal 1958 H = Hari Minggu Legi

11 November 2024 = 9 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 9 Jumadil Awal 1958 H = Hari Senin Pahing

12 November 2024 = 10 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 10 Jumadil Awal 1958 H = Hari Selasa Pon

13 November 2024 = 11 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 11 Jumadil Awal 1958 H = Hari Rabu Wage

14 November 2024 = 12 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 12 Jumadil Awal 1958 H = Hari Kamis Kliwon

15 November 2024 = 13 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 13 Jumadil Awal 1958 H = Hari Jumat Wage

16 November 2024 = 14 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 14 Jumadil Awal 1958 H = Hari Sabtu Kliwon

17 November 2024 = 15 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 15 Jumadil Awal 1958 H = Hari Minggu Pon

18 November 2024 = 16 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 16 Jumadil Awal 1958 H = Hari Senin Wage

19 November 2024 = 17 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 17 Jumadil Awal 1958 H = Hari Selasa Kliwon

20 November 2024 = 18 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 18 Jumadil Awal 1958 H = Hari Rabu Legi

21 November 2024 = 19 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 19 Jumadil Awal 1958 H = Hari Kamis Pahing

22 November 2024 = 20 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 20 Jumadil Awal 1958 H = Hari Jumat Pon

23 November 2024 = 21 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 21 Jumadil Awal 1958 H = Hari Sabtu Wage

24 November 2024 = 22 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 22 Jumadil Awal 1958 H = Hari Minggu Kliwon

25 November 2024 = 23 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 23 Jumadil Awal 1958 H = Hari Senin Legi

26 November 2024 = 24 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 24 Jumadil Awal 1958 H = Hari Selasa Pahing

27 November 2024 = 25 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 25 Jumadil Awal 1958 H = Hari Rabu Pon

28 November 2024 = 26 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 26 Jumadil Awal 1958 H = Hari Kamis Wage

29 November 2024 = 27 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 27 Jumadil Awal 1958 H = Hari Jumat Kliwon

30 November 2024 = 28 Jumadil Awal 1446 Hijriah = 28 Jumadil Awal 1958 H = Hari Sabtu Legi.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki makna dan keistimewaan tersendiri bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahun, umat Islam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Namun, bulan Ramadhan memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya.

Perbedaan Bulan Ramadhan dan Bulan Lainnya

Bulan Ramadhan dianggap sebagai bulan suci dalam agama Islam. Di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadr, yang dianggap sebagai malam yang penuh berkah dan keutamaan. Selama bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, membaca Al-Quran, berdoa, dan melakukan amal kebajikan secara lebih intensif.

Baca juga : Hidangan Berkah Ramadhan

Puasa adalah perbedaan paling mencolok antara bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Selama bulan Ramadhan, umat Islam diharuskan untuk menahan diri dari makan, minum, dan mengendalikan diri mulai dari fajar hingga matahari terbenam. Hal ini dikarenakan puasa di bulan Ramadhan memiliki makna spiritual yang mendalam, di mana umat Islam berusaha memperkuat hubungan mereka dengan Allah serta mengendalikan hawa nafsu.

Selain berpuasa, umat Muslim juga dianjurkan untuk melakukan ibadah malam, yang dikenal sebagai tarawih. Tarawih dilakukan setelah sholat Isya' dan berlangsung di masjid. Ibadah ini melibatkan seluruh umat untuk membaca Al-Quran secara berjamaah dan dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan. Tarawih memberikan kesempatan kepada umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala yang besar.

Pengampunan dan Rezeki

Bulan Ramadhan juga dianggap sebagai bulan di mana pintu-pintu pengampunan terbuka lebar. Umat Islam berharap untuk mendapatkan pengampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka selama mereka berusaha memperbaiki diri selama bulan ini. Selain itu, umat Islam juga berharap mendapatkan rezeki dan keberkahan yang melimpah di bulan suci Ramadhan.

Solidaritas dan Kebaikan

Bulan Ramadan dikenal sebagai bulan kebaikan dan solidaritas pula. Selama bulan ini, umat Islam lebih cenderung untuk memberikan sedekah, membantu orang-orang yang membutuhkan, dan berbagi makanan dengan orang lain. Pada bulan Ramadhan, umat Islam harus lebih sadar akan pentingnya berbagi rezeki dan menunjukkan empati terhadap sesama.

Bulan Ramadhan memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Selain menjadi bulan puasa, bulan ini juga mengandung makna spiritual yang mendalam, peluang untuk meningkatkan ibadah, dan kesempatan untuk mendapatkan berkah melimpah.

“Beberapa negara di era modern menggunakan simbol bulan sabit dan bintang (atau salah satunya) pada benderanya. Meski demikian, secara pemaknaan, simbol tersebut tidak selalu diasosiasikan dengan Islam.”

Kini walaupun secara luas banyak yang telah mengakui bahwa simbol bulan sabit dan bintang identik dengan Islam, namun tidak sedikit pula yang menolaknya. Mereka yang menolaknya berpendapat bahwa dalam sejarah masa awal Islam, Nabi dan kaum Muslim tidak menggunakan simbol apapun, dan secara sejarah, mereka yang menggunakan simbol bulan sabit dan bintang pada awalnya adalah kaum penganut politeisme. Sehingga sebagai gantinya, sebagai identitas, mereka lebih menggunakan simbol lainnya seperti gambar Ka’bah, kaligrafi Arab, atau ikon masjid.[1]

Meski demikian, terdapat beberapa negara Islam (atau lebih tepatnya yang penduduknya sebagian besar atau seluruhnya beragama Islam) menggunakan simbol bulan sabit dan bintang pada bendera negaranya. Meskipun secara pemaknaan, simbol tersebut tidak selalu diasosiasikan dengan Islam. Berikut ini adalah negara-negara yang dimaksud.

Aljazair terletak di Afrika Utara, mereka memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1962. Penduduk Aljazair 99 % Muslim, sisanya adalah orang Kristen atau Yahudi.

Pada abad ke-7 orang-orang Arab menyerang Afrika Utara, membawa serta sebuah agama baru, yaitu Islam. Suku aslinya, Berber, tunduk pada Islam dan otoritas Arab, dan Aljazair menjadi salah satu provinsi di bawah kekhalifahan Umayyah. Orang-orang Arab, setelah kemenangan tersebut, banyak yang menetap di Aljazair, pada waktu itu mereka menjadi golongan elit di Aljazair.[2]

Bendera Aljazair setengah hijau (di kiri) dan setengah putih (di kanan). Di bagian tengahnya terdapat gambar bulan sabit dan bintang yang berwarna merah. Warna putih melambangkan kedamaian dan kemurnian. Hijau melambangkan harapan dan keindahan alam. Bulan sabit dan bintang melambangkan iman, dan warna merahnya merupakan simbol penghormatan atas darah pejuang yang terbunuh ketika merebut kemerdekaan dari Prancis.[3]

Azerbaijan terletak di Barat Daya Asia, mereka memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991. Penduduk Azerbaijan 93 % Muslim, sisanya sebagian besar adalah Ortodoks Rusia atau Ortodoks Armenia.

Bendera Azerbaijan terdiri dari tiga garis horizontal seimbang yang berwarna biru, merah, dan hijau (dari atas ke bawah). Terdapat gambar bulan sabit dan bintang bersudut delapan pada bagian tengah garis merahnya. Warna biru melambangkan suku Turki, merah melambangkan kemajuan, dan hijau melambangkan Islam. Bintang bersudut delapan melambangkan delapan cabang suku Turki.[4]

Islam diperkenalkan di wilayah Azerbaijan pada abad ke-7, dan Islam Syiah disahkan sebagai agama resmi Azerbaijan pada abad ke-16. Selama periode Soviet, para pemimpin agama dianiaya, masjid ditutup atau dihancurkan, dan praktik keagamaan secara resmi dilarang.[5]

Komoro adalah negara kepulauan yang berada di wilayah Afrika Selatan, ia terletak di antara Mozambik dan Madagaskar. Penduduk Komoro 98% Muslim, sisanya adalah Katolik Roma.

Bendera Komoro relatif baru, terakhir kali diubah dan diadopsi pada tahun 2002. Bendera ini terdiri dari empat garis horizontal berwarna kuning, putih, merah, dan biru (dari atas ke bawah). Terdapat segitiga hijau sama kaki di sepanjang sisi kirinya, di dalamnya terdapat gambar bulan sabit dan empat bintang berwarna putih. Empat warna pada empat garis horizontal dan bintang mewakili empat pulau utama di negara tersebut.[6]

Malaysia terletak di Asia Tenggara. Penduduk Malaysia 60% Muslim. Sisanya, 20 % beragama Budha, 9 % Kristen, dan 6 % Hindu. Ada juga populasi yang lebih kecil yang mempraktekkan Konfusianisme, Taoisme, dan agama Cina tradisional lainnya.

Bendera Malaysia disebut dengan “Jalur Gemilang”. Empat belas garis horizontal (merah dan putih) melambangkan status kesetaraan dari negara-negara bagian dan pemerintah federal Malaysia. Di sudut atas kiri terdapat kotak berwarna biru yang melambangkan persatuan. Di dalamnya terdapat bulan sabit dan bintang berwarna kuning; kuning adalah warna kerajaan Malaysia. Bintangnya memiliki 14 sudut, yang melambangkan persatuan negara-negara bagian dan pemerintah federal.[7]

Maladewa adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Hindia, sebelah barat daya India. Seluruh penduduk Maladewa adalah Muslim.

Bendera Maladewa memiliki latar belakang merah yang melembangkan keberanian dan darah para pahlawan bangsa. Di tengahnya terdapat kotak hijau besar, yang merupakan lambang kehidupan dan kemakmuran. Di bagian tengah bendera, terdapat gambar bulan sabit putih yang melambangkan keimanan Islam.[8]

Mauritania terletak di barat laut Afrika. Semua penduduk Mauritania adalah Muslim.

Bendera Mauritania berlatarbelakang hijau dengan gambar bulan sabit dan bintang berwarna emas di tengahnya. Seluruh warna pada bendera melambangkan warisan kebudayaan Afrika Mauritania, yakni warna tradisional Pan-Afrika. Hijau juga melambangkan harapan, dan emas melambangkan pasir di Gurun Sahara. Bulan sabit dan bintang melambangkan warisan Islam Mauritania.[9] (PH)

Simbol Bulan Sabit dan Bintang dalam Islam (5): Bendera Negara (2)

Simbol Bulan Sabit dan Bintang dalam Islam (3): Masa Dinasti Ustmaniyah

[1] Huda, “A History of the Crescent Moon in Islam”, dari laman https://www.thoughtco.com/the-crescent-moon-a-symbol-of-islam-2004351, diakses 18 November 2018.

[2] “Algeria.” Microsoft® Encarta® 2009 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2008.

[3] Huda, “The Crescent Moon Symbol on National Flags”, dari laman https://www.thoughtco.com/crescent-moon-symbol-4122759, diakses 18 November 2018.

[5] Suny, Ronald Grigor. “Azerbaijan.” Microsoft® Encarta® 2009 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2008.

[6] Huda, “The Crescent Moon Symbol on National Flags”, Ibid.

tirto.id - Kalender Islam untuk bulan Rajab 1445 Hijriah dimulai pada Januari hingga Februari 2024. Tanggal 1 Rajab 1445 H bertepatan dengan hari Sabtu, 13 Januari 2024. Sedangkan akhir dari bulan Rajab jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Di bulan ini, umat Islam akan memperingati hari Isra Miraj pada tanggal 27 rajab, sebuah peristiwa penting yang berkaitan dengan ibadah shalat 5 waktu.

Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Islam atau Hijriah. Rajab juga merupakan salah satu dari empat al asyhur al-hurum (bulan-bulan haram, suci/mulia) selain Muharram, Dzulhijjah, dan Dzulqa'dah.

Disebut sebagai bulan haram karena pada bulan ini umat Islam dilarang melakukan perbuatan jahat/zalim. Di waktu sama, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti mengucap istighfar, berdzikir, hingga berpuasa karena akan ada banyak pahala yang berlimpah di bulan ini.

Sementara itu, Rajab diketahui memiliki banyak keutamaan sehingga termasuk bulan yang istimewa bagi umat Islam. Salah satu keutamaannya adalah malam pertama bulan Rajab atau malam 1 Rajab dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa.

Lalu, kapan 1 Rajab 1445 H? Hari pertama Rajab atau tanggal 1 Rajab tahun ini akan jatuh pada Sabtu, 13 Januari 2024.

Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.

Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.

Kontroversi Al-Qur’an Thomas Jefferson

Buku Kontroversi Al-Qur’an Thomas Jefferson memberikan sebuah sejarah baru tentang era pendirian Amerika Serikat. Salah satu yang menjelaskan cara dan penyebab Thomas Jefferson dan segelintir orang lainnya mengadopsi dan kemudian bergerak melampaui gagasan-gagasan Eropa mengenai toleransi terhadap umat muslim.

Harus disampaikan sejak awal bahwa orang-orang luar biasa ini tidak terdorong oleh penghargaan apa pun yang melekat terhadap Islam sebagai sebuah agama. Muslim, bagi sebagian besar penganut Protestan di Amerika, tetap berada di luar batas terluar bagi mereka yang memiliki keyakinan yang dapat diterima, tetapi mereka tetap menjadi lambang dari dua konsepsi yang saling bersaing terkait identitas bangsa: yang satu pada dasarnya mempertahankan status quo Protestan, sedangkan yang lainnya sepenuhnya menyadari akan pluralisme yang tersirat dalam retorika revolusioner tentang hak-hak asasi dan universal.

Dengan demikian, sementara beberapa orang berjuang untuk mengecualikan sebuah kelompok, yang jika disertakan mereka takut, pada akhirnya akan menandai kehancuran karakter Protestan dari bangsa tersebut. Sekelompok minoritas yang berpengaruh, juga penganut Protestan, yang menyadari akan manfaat utama dan keadilan dari Amerika yang plural secara agama, mulai membela hak-hak warga muslim masa depan.

Biografi Khalifah Rasulullah

Rasulullah SAW bersabda, “Kekhalifahan setelah kenabian berlangsung selama 30 tahun, kemudian Allah SWT menyerahkan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. Dalam riwayat lain, “…kemudian menjadi kerajaan” (H.R. Abu Dawud).

Kekhalifahan Abu Bakr al-Siddiq r.a. selama 2 tahun 3 bulan. Kekhalifahan Umar bin al-Khaththab r.a. selama 10 tahun 6 bulan. Kekhalifahan Utsman bin Affan r.a. selama 12 tahun. Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib r.a. selama 4 tahun 9 bulan. Ditambah masa Kekhalifahan al-Hasan bin Ali selama 6 bulan, genaplah 30 tahun. Perhitungan itu sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, yakni Rabiul Awal 11 H. hingga diturunkannya al-Hasan dari kursi kekhalifahan pada Rabiul Awal 41 H.

Buku ini menyuguhkan perjalanan hidup dan hari-hari penting yang dilalui para khalifah Rasulullah itu, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Penuh data-data historis yang paling sahih. Ketika karya-karya sejarah lain berdiri di salah satu sisi ketika menuturkan konflik di antara para Sahabat Nabi, buku ini tetap kukuh menghadirkan mereka sebagai manusia-manusia utama, para pembela nabi yang selalu mengikuti dan meneladaninya. Merekalah yang disebut-sebut sebagai Khulafaur Rasyidin, para pemimpin yang mendapatkan petunjuk.